Thursday, October 25, 2018

RESUME ASAS DAN PRINSIP BK



DP : FADHILATURRAHMI,M.Pd





ASAS DAN PRINSIP BK







Asas-asas Bimbingan dan Konseling
     Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan konseling mengemukakan beberapa asas dalam bimbingan dan konseling. Di antaranya adalah Ferdy Pantar dan Wawan Junaedi yang di dalam blognya menguraikan secara panjang lebar tentang asas-asas tersebut


1. Asas Kerahasiaan
      Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap dat dan keterangan siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketaui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memeliraha dan menjaga semua dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.


2. Asas Kesukarelaan
     Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.


3. Asas Keterbukaan
    Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar siswa (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
Asas Kegiatan


Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru pembimbingan (konselor) harus mendorong dan memotivasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
Asas Kemandirian


Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu siswa (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi invidu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan pembimbing dan konseling bagi berkembang kemandirian siswa.
Asas Kekinian


Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni permasalahan yang dihadapi siswa/ klien dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yanga ada dan diperbuat siswa (klien) pada saat sekarang.
Asas Kedinamisan


Asas yang menghendaki agar isi layanan (siswa/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
Asas Keterpaduan


Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baikna.
Asas Kenormatifan


Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norm agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
Asas keahlian


Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Asas alih tangan kasus


Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan siswa (klien) dapat mengalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli.
Asas Tut Wuri Handayani


Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa (klien) untuk maju.


Kedua belas asas bimbingan dan koseling tersebut pada dasarnay menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing klienya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.[1]



2.2 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


2.2.1 Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis dan aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling do sekolah.


2.2.2 Macam-macam Prinsip Bimbingan dan Konseling


Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya brkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penenganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.


Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan


Sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan konseling sebagai berikut:


a. BK melayani semua individu tanpa memandang umu, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.


b. BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.


c. BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.


d. Bk memberikan perhatian utama pada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu


Pelayanan Bk hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :

a. BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebalinya pengaruh lingkunfan terhadap kondisi mental dan fisik individu;


b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan


a. BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan.


b. Program BK harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.


c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dan jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan


Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut adalah:


a. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.


b. Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya ata kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.


c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.


d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua peserta didik sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.


e. Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaata yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling.


1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:


a. Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial.


b. Memerhatikan tahapan perkembangan.


c. Memerhatikan perbedaan individu dalam layanan.


2. Prinsp-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:


a. Menyangkut masalah kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik dirumah, sekolah, dan masyarakat sekitar.


b. Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.


3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan bimbingan dan konseling:


a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konsling diselaraskan dengan program pendidikan dan pemgembangan diri siswa.


b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa maupun lingkungan.


c. Program bimbingan dan konseling disusun dengan memper-timbangkan adanya tahap perkembangan individu.


d. Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil layanan.


4. Prinsin-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:


a. Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
b. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri sendiri.
c. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu.
d. Perlu adanya kerjasama dengan personal sekolah dan orangtua dan bila perlu dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu.
e. Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.[2]

No comments:

Post a Comment