A. Perkembangan dan Sejarah TIK dalam pendidikan
TIK dapat dilihat dua hal yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Istilah TIK muncul pada abad ke-20, munculnya TIK itu setelah teknologi informasi dan teknologi komunikasi bisa disatukan. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Tonggak perkembangan TIK diawali dengan penemuan teleopon oleh Alexandre Graham Bell pada tahun 1875 temuan ini terus berkembang dengan pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.
Perkembangan sejarah perkembangan TIK dalam dunia pendidikan khususnya untuk pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras yaitu computer.
1. 1. Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
2. Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase komputer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
3. Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4. Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
5. Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
A. Pergeseran Paradigma Pendidikan
Pendidikan merupakan pembelajaran yang berfungsi bukan hanya pemahaman singkat pada sesuatu, melainkan lebih menekankan pada pengetahuan ilmu yang fungsional yang berdasarkan kerangka berfikir ilmiah.Pergeseran paragdigma pendidikan dapat dilihat dari hal-hal berikut
1) Standarisasi Kompetensi Lulusan (Skl)
2) Kurikulum
3) Pendekatan Pembelajaran Dari Teaching Central Learning(TCL) Ke Student Central Learning(SCL)
4) Strategi Pembelajaran
Dalam hal sekarang ini pergeseran paradigm pendidikan ditandai dengan perubahan.perubahan tersebut terjadi melalui:
1) Kondisi global
ini terjadi karena perubahan orientasi dan persaingan persyaratan kerja pada zaman sekarang ini pendidikan dituntut untuk memenuhi persyaratan kerja setelah mereka selesai melaksanakan pendidikan, akibat dari perubahan kondisi global dalam dunia pendidikan ini mengakibatkan terjadinya perubahan kompetensi lulusan yang melibatkan juga sampai perubahan kurikulum yang dewasa ini terjadinya perubahan kurikulum secara cepat.
2) Perubahan Pendekatan Pembelajaran Dari Tcl Ke Scl
Peubahan melalui pendekatan pembelajaran dalam dasawarsa ini mengalami perubahan yang telah diterapkan oleh kurikulum sekarang ini yaitu dari pendekatan TCL yang melibatkan guru sebagai pusat pembelajaran, sekarang ini menjadi SCL yaitu siswa sebagai pusat pembelajaran, siswa sebagai pusat pembelajaran, siswa mempunyai ruang gerak yang sangat bebas untuk belajar dan mencari sumber sangat luas sebagai acuan dalam pembelajaran seperti internet, Koran, majalah, buku online(e-book). Guru hanya sebagai pengarah dalam pembelajaran dengan pemanfaatan TIK yang sangat cepat dalam perkembangannya.
Peubahan pendekatan secara kondisi global dan dari TCL ke SCL semuanya perlu didorong dengan perubahan strategi pembelajaran sebagai penunjang dan memperjelas pendukung pembelajaran.
B. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu: (1) pergeseran dari pelatihan ke penampilan, (2) pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) pergeseran dari kertas ke online atau saluran, (4) pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.
Sebagai media pendidikan komunikasi dilakukan dengan menggunakan media media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan
Pendidikan berbasis TIK merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dan sebagai medium penyampaian pesan dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan dimulai dari masuknya media dalam pembelajaran diikuti dengan berkembangnya teknologi AVA serta masuknya teknologi komputer dalam pendidikan yang memicu lahirnya ragam pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan/pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan dapat digunakan secara offline dan online. Secara offline, program TIK yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan yaitu pemetaan konsep, drill, tutorial games, simulasi, CD-interaktif, dll. Sedangkan, secara online program TIK yang dapat dimanfaatkan yatu e-learning, online learning, blended learning, mobile e-learning, web based, dll dan untuk pembelajaran jarak jauh seperti distance education, dual mode education, virtual education, virtual university, dll.
Secara umum penggunaan TIK dalam bidang pendidikan terutama di sekolah-sekolah banyak digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sebagai sumber pembelajaran, pemanfaatan TIK dapat menjadi sumber belajar untuk menjawab kebutuhan informasi baik oleh guru maupun siswa. Sedangkan, sebagai media pembelajaran, TIK memiliki tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai sumber belajar dan sebagai media pembelajaran berfungsi untuk menjawab kebutuhan informasi, layanan yang cepat dan murah serta informasi terkini yang bisa diperoleh.
TIK sebagai sumber informasi dalam menjawab kebutuhan informasi, guru harus mampu mengintegrasikan TIK sebagai sumber belajar, memastikan alamat situs yang akan dikunjungi peserta didik, mengembangkan LKS sesuai dengan materi yang diajarkan serta membuat refleksi diri. Dalam memberikan layanan cepat dan murah, TIK bermanfaat dalam meninggalkan kebiasaan menggunakan satu sumber belajar dan menggunakan aneka sumber belajar serta mengefektifkan penggunaan internet. Penggunaan TIK sebagai sumber belajar dapat menyediakan informasi secara cepat yaitu terkoneksi ke semua sistem jaringan perpustakaan serta informasi terkini/baru yaitu informasi secara terbaru diperbaharui.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penggunaan TIK dapat juga dapat dipakai sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Jaringan internet dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran penjas. Internet dapat menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik maupun guru. Namun, dalam pemanfaatan internet bagi peserta didik, guru harus mengawasi siswa dalam penggunaan internet seperti menyiapkan situs-situs yang akan dikunjungi siswa, menyediakan lembar kerja siswa, dan lain-lain. Internet juga dapa dimanfaatkan untuk akses ke perpustakaan, akses ke pakar, menyediakan fasilitas mesin pencari data, dan lain-lain.
TIK juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain. Penggunaan media sebagai pendidikan jasmani dirasakan sangat penting karena TIK dapat membantu guru dalam menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan gerak. Gerak-gerak dalam penjas sangat kompleks, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada gerakan-gerakan yang cukup sulit yang dalam pelaksanaannya berlangsung sangat cepat. TIK melalui video tutorial dapat membuat gerakan yang berlangsung dengan cepat diatur tampilannya dengan slow motion agar tahapan-tahapan dari gerak tersebut dapat diamati oleh siswa dan masih banyak lagi manfaat TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan keterampilan gerak.
Selain manfaat-manfaat di atas, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengaplikasian TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia, yaitu: kesulitan dalam pengembangan program, infrastruktur yang belum memadai, sumber daya manusia (pengelola) yang masih terbatas, peserta yang masih gagap teknologi sehingga kurang dapat memanfaatkan teknologi yang ada, proses transformasi teknologi, kultur belajar yang sulit berubah, serta luasnya wilayah jangkauan dan belum meratanya kualitas penerimaan pesan
C. TIK Sebagai Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Media merupakan alat yang memungkinkan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa, menghemat waktu dll. Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4. Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5. Membuka peluang belajar dimana dan kapan saja
6. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7. Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut. Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan. TIK sendiri merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ada beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu kesederhanaan, keutuhan, keseimbangan dan ketegasan. Kesederhanaan yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi. Keutuhan merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh. Keseimbangan yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi. Dan, ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.
D. Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis TIK
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan peserta didik untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sesedikit mungkin bantuan dari orang lain. Karena keterpisahan jarak inilah maka dalam PJJ materi pembelajaran dikembangkan,dikemas dan disampaikan melalui media dalam berbagai jenis dengan memanfaatkan TIK sehingga dapat digunakan peserta didik untuk belajar mandiri. Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri, melainkan belajar dengan prakarsa dan tanggungjawab sendiri dengan bantuan minimal dari orang lain.
Dalam sistem PJJ peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri. Dengan demikian pelaksanaan PJJ atau distance learning menerapkan cara belajar mandiri (individual learning). Belajar mandiri dalam konteks sistem PJJ berdampak pada pemanfaatan TIK. Artinya media dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajar. Media teknologi tersebut dapat berupa media cetak, radio, televisi,komputer, masyarakat awam, orang tua, atau media lain yang dapat digunakan untuk mengemas materi pembelajaran.
Meskipun sistem pendidikan jarak jauh mensyaratkan kemandirian siswa yang tidak mudah untuk dipenuhi, sistem ini memiliki beberapa karakteristik yang menguntungkan dibandingkan dengan pendidikan tatap muka, sebagai berikut.
1. Fleksibel yaitu siswa pada sistem belajar jarak jauh dapat belajar tanpa pembatasan usia, tanpa meninggalkan rutinitas pekerjaan dan terikat waktu belajar secara kelembagaan.
2. Efesiensi biaya pendidikan yaitu biaya pendidikan relatif lebih murah dibandingkan dengan pendidikan tatap muka.
3. Bahan ajar yang dirancang untuk belajar mandiri dimana siswa memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi setiap mata kuliah karena bahan ajar disajikan dalam format yang dikembangkan khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri.
4. Dukungan suplemen dari media pembelajaran lainnya dimana setiap bahan ajar pada umumnya dilengkapi dengan video dan audio serta dilengkapi akses jaringan internet untuk bantuan belajar.
Disisi lain dalam sistem PJJ tentu tidak mengandalkan kehadiran pengajar untuk sering bertatap muka dengan peserta didik, karena tidak memungkinkannya peserta didik untuk sering datang ketempat belajar pada waktu yang ditentukan oleh pengelola pendidikan. Oleh karena itu kehadiran pengajar harus digantikan oleh kehadiran bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri,didiskusikan dengan teman kelompok belajar, dan mungkin dibahas dengan tutor. Bentuk bahan belajar tersebut biasanya dengan memanfaatkan TIK dalam berbagai kombinasi dari media cetak (modul), program audio,program video, radio, TV, komputer, alat-alat praktik dan praktikum,dan sebagainya.
Pembelajaran jarak jauh erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajarannya. Sebab jarak yang memisahkan antara guru dan siswa sangat memerlukan TIK sebagai alat pertukaran informasi dan komunikasi. Dengan perkembangan TIK sekarang yang sangat maju jarak bukan lagi menjadi halangan untuk belajar. Pembelajaran jarak jauh seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diantaranya memanfaatkan media komputer dengan internetnya, sehingga pembelajaran jarak jauh sering pula disebut pembelajaran online. Dengan menggunakan media komputer dan internetnya tersebut dapat menghubungkan antara pembelajar dengan pengajarnya dalam pembelajaran secara online.
No comments:
Post a Comment