Thursday, October 25, 2018

RESUME ASAS DAN PRINSIP BK



DP : FADHILATURRAHMI,M.Pd





ASAS DAN PRINSIP BK







Asas-asas Bimbingan dan Konseling
     Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan konseling mengemukakan beberapa asas dalam bimbingan dan konseling. Di antaranya adalah Ferdy Pantar dan Wawan Junaedi yang di dalam blognya menguraikan secara panjang lebar tentang asas-asas tersebut


1. Asas Kerahasiaan
      Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap dat dan keterangan siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketaui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memeliraha dan menjaga semua dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.


2. Asas Kesukarelaan
     Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.


3. Asas Keterbukaan
    Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar siswa (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
Asas Kegiatan


Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru pembimbingan (konselor) harus mendorong dan memotivasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
Asas Kemandirian


Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu siswa (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi invidu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan pembimbing dan konseling bagi berkembang kemandirian siswa.
Asas Kekinian


Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni permasalahan yang dihadapi siswa/ klien dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yanga ada dan diperbuat siswa (klien) pada saat sekarang.
Asas Kedinamisan


Asas yang menghendaki agar isi layanan (siswa/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
Asas Keterpaduan


Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baikna.
Asas Kenormatifan


Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norm agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
Asas keahlian


Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Asas alih tangan kasus


Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan siswa (klien) dapat mengalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli.
Asas Tut Wuri Handayani


Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa (klien) untuk maju.


Kedua belas asas bimbingan dan koseling tersebut pada dasarnay menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing klienya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.[1]



2.2 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


2.2.1 Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis dan aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling do sekolah.


2.2.2 Macam-macam Prinsip Bimbingan dan Konseling


Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya brkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penenganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.


Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan


Sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan konseling sebagai berikut:


a. BK melayani semua individu tanpa memandang umu, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.


b. BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.


c. BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.


d. Bk memberikan perhatian utama pada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu


Pelayanan Bk hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :

a. BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebalinya pengaruh lingkunfan terhadap kondisi mental dan fisik individu;


b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan


a. BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan.


b. Program BK harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.


c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dan jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan


Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut adalah:


a. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.


b. Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya ata kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.


c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.


d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua peserta didik sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.


e. Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaata yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling.


1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:


a. Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial.


b. Memerhatikan tahapan perkembangan.


c. Memerhatikan perbedaan individu dalam layanan.


2. Prinsp-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:


a. Menyangkut masalah kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik dirumah, sekolah, dan masyarakat sekitar.


b. Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.


3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan bimbingan dan konseling:


a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konsling diselaraskan dengan program pendidikan dan pemgembangan diri siswa.


b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa maupun lingkungan.


c. Program bimbingan dan konseling disusun dengan memper-timbangkan adanya tahap perkembangan individu.


d. Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil layanan.


4. Prinsin-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:


a. Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
b. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri sendiri.
c. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu.
d. Perlu adanya kerjasama dengan personal sekolah dan orangtua dan bila perlu dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu.
e. Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.[2]

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN


DP : DR. KODARNI

Psikologi Pendidikan – Pengertian, Peran, Teori dan Manfaat

 

 

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
  • Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia (Abu, 2003).
  • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
  • Menurut Muhibin Syah (2003), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
  • Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan (Whiterington, 1982).
  • Sementara itu, Djiwandono (2002), mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia.
Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan belajar.
Pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Baca juga:

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain
  • Pengetahuan
Pendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan (kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta didik.
Pengetahuan tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pendidikan.
Baca juga:
  • Pembawaan
Proses pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
  • Proses – proses tingkah laku
Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti :
  1. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan.
  2. Perubahan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang berkualitas.
Baca juga: Psikologi Anak
  • Hakikat dan ruang lingkup belajar
Hakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswa.
  • Perkembangan siswa
Guru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik.

  • Faktor yang mempengaruhi belajar
Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar mengajar.
Kondisi ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Faktor lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan belajar.

  • Pengukuran pendidikan
Pengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah didapat.
  • Aspek praktis pengukuran
Aspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran.
  • Transfer belajar
Pembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan rapi.

  • Kesehatan mental
Kesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun berkelompok.
  • Pendidikan karakter
Karakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah.
  • Kurikulum pendek
Kurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan.
  • Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak  dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada perilakunya.
Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.

  • Operant conditioning Theory
Operant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya : guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya : Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.
Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Contohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh : Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).

  • Classical conditioning Theory
Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing tahapan.
  1. Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh : Parfum dapat menimbulkan respon kebahagiaan.
  2. Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh : parfum mungkin berkaitan dengan seseorang.
  3. Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh : Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod, 2008).

  • Teori Kognitif
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2) Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, (3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.
  • Koneksionisme
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.
  • Teori Gestalt
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

Peran Psikologi terhadap Pendidikan

Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikan
Secara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat – hakikat psikologi.
Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan kompeten.
  1. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran
Terkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan baik.
Dan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan komunikasi yang menyenangkan.
Selain itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 :
  • Seseorang yang belajar harus memiliki sebuah tujuan.
  • Tujuan dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaan
  • Harus bersedia mengalami beberapa kesulitan.
  • Belajar itu dibuktikan dengan perubahan perilaku.
  • Belajar membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan dipahami.
  • Seseorang membutuhkan bimbingan.
  • Ujian perlu dilakukan namun didahului dengan pemahaman.
  1. Peran psikologi terhadap sistem penilaian
Psikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri siswa.
Tes aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan, potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani (2013), yaitu :
  1. Memahami perbedaan siswa
Masing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta efisien.
Tidak hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih kasih.
  1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelas
Kemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif.
  1. Memilih strategi pembelajaran yang tepat
Mempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.
  1. Memberikan bimbingan pada siswa
Psikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan mudah.
  1. Berinteraksi dengan tepat dengan siswa
Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing siswa.
  1. Memberikan evaluasi hasil pembelajaran
Sebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik.
  1. Memotivasi belajar
Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.
  1. Menetapkan tujuan pembelajaran
Psikologi pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau tidak.
  1. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
Pengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi siswa.
  1. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai
Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak efektif
Psikologi pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya.
Artikel tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.

RESUME PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


DP : MUFARIZUDDIN, M.Pd
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA














PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

1. Pengantar

Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945, nilai-nilai yang terkandung sudah sudah ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Pancasila secara komprehensif dan integral dalam kaitanya dengan pembentukan watak bangsa yang akhir ini adanya penurunan kadar nilai maka guna untuk menumbuhkan lagai ras nasionalisme, heroic dan patriotik. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern baru dirintis oleh para pejuang bangsa yang dimulai dari pergerakan nasional yaitu kebnagkitan nasional pada tahun 1908 (lahirnya Boedi Oetomo)dan diikrakan sumpah pemuda pad tanggal 28 oktober 1928 dan akhirnya bangsa indonesia mewujudkan pada tanggal 17 agustus 1945 bahwa bangsa Indonesia merdeka dantanggal 18 agustus 1945 resmi menjadi negara, baim secara defacto (factual) maupun dejure (yuridis). Proses terjadinya bangsa pun terjadi sejak jaman kerjaaan telah nampak-nampak di Indonesia.

2. Zaman Kerajaan-Kerajaan dan Zaman Penjajah yang ada di Indonesia :
Zaman kerajaan dan zaman penjajah tidak bisa kita lepaskan dari beridirnya bangsa indonesia, kerjaan yang ada di indonesia seperti kerjaaan Kutai, Sriwijaya, dan Majapahit. Negara yang menjajah indonesia terdiri dari negara Belanda dan Jepang. Berikut kerjaan dan negara penjajah yang tidak bisa dilepaskan dari negara indonesia.

a. Kerajaan Kutai
Kerjaan dibangun pada tahun 400 M, dengan raja yang pertama Kudungga lalu digantikan oleh Mularwarman dan Aswawarman. Kerujaan kutai adalah kerjaan pertama yang membuka sejarah bangsa Indonesia dengan mengenalkan nilai sosial dan agama budha.

b. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya dibangun pada tahun 600-1400 M. didirikan oleh Balaputra Dewa dari Wangsa Syailendra. Menurut Moh.Yamin berdiri negara indoensia tidak dappat dipisahkan oleh zaman kerjaan, negara kebangsaan indoensia tebentuk dari tiga tahap yaitu:

– Kerajaan Sriwijaya yang bercirikan kedatuan
– Kerajaan Majapahit yang bercirikan keprabuan
– Negara kebangsaan modern yaitu inodnesia yang merdeka tanggal 18 agustus 1945 menjadi sebuah negara.

Nilai-nilai yang bisa dipetik dari kerajaan sriwijaya:

a. Nilai nasionalisme yang berhubungan dengan kerajaan kedatuan
b. Kerajaan sriwijaya adalah kerjaan maritim yang mengandalkan laut sebagai kekuatan berperangnya mulai dari selat sunda sampai selat malaka.
c. Sistem pemerintahanya sudah ada pengurus pajak, kerohanian dan harta benda kerjaan.
d. Kerajaan sriwijaya memiliki cita-cita agar sejahtera bersama dalam suatu negara.

c. Kerajaan Majapahit
Kerjaan majapahit dibangun pada tahun 1923, Rajanya yaitu Hayam Wuruk dengan patihnya adalah Gajah Mada kerjaan majapahit sudah telah mencapai zaman keemasan, batas wilaya kerjaanya dari semenanjung melayu sampai Kalimantan utara. Terdapat dua penulis pada zaman kerajaan majapahit serta istilah dilamnya.

– Mpu Prapanca menulis kitab Negarakertagam ditemukan istilah pancasila.
– Mpu Tantular menulis buku Sutasoma yang didalamnya ditemukan seloka persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika yangb berbunyi “ Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua “ artinya walapun berbeda namun satu jiwa”.

Patih Gajah Mada mempunyai cita-cita ingin mempersatuka Nusantara Raya dengan sumpahnya (sumpah palapa ) “ saya tidak akan makan buah palapa (kelapa) jikalau belum suluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasaan negara, jikalau gurun, seram, tanjung, haru, Pahang, dempo, bali, sunda, Palembang dan tumasik belum dikalahkan.”

d. Zaman Penjajah
Awalnya bangsa asing (potugis dan belanda) datang di Indonesia hanya untuk berdagang yang kemudia berubah menjadi praktek menjajah. Belanda menghindari persaingan dengan mengadakan perkumpulan yang bernama VOC (Verenigde Ost Indische Compagnie ) dikalangan rakyat dikenal dengan kompeni. Praktek VOC sudah denga paksaan-paksaan dalam bertindak bukan lagi pedagang tapi sudah jadi penjajah, Indonesia di jajah oleh belanda selama 3,5 abad sehingga rakyat indoneis amenjadi sengsara. Banyak pemberontakan daribangsa Indonesia betujuan untuk mengusir penjajah dari bumi nusantara. Belanda menggunakan strategi politik adu domba, monopoli, penyempitan gerak dan tanam paksa.

e. Kebangkitan Nasional
Gerkana nasional ditanah air dilator belakangi adanya pergolakan kebangkitan di dunia timur, yaitu munculnya kesadaran akan kekuatannya sendiri, antara lain :

– Filipina (1898) dipimpin oleh Jose Rizal
– Jepang (1905) kemenangan atas Rusia di Tunisia
– China (1911) dipimpin oleh Sun Yat Zen, china melawan jepang
_ India yang dipelopori oleh Nehru dan mahatma Gandhi melawan inggris
– Indonesia 2 mei 1908 dipelopori oleh Dr. Soetomo dan Dr. Wahidin Soediro Hoesodo (Boedi Oetomo), pergerakan bangsa nasional yang merupakan kebangkitan akan kesadaran kebangsaan (nasional).

Mulanya pergerakan-pergerakan yang didirikan berasakan kooperatif, namun perkembangan jaman berubah menjadi non kooperatif dan awalnya bertujuan untuk perdangan, sosial, agama, dan pendidikan namun meningkat menjadi sebuah tuntutan politik yaitu Indonesia merdeka.

Tujuan merdeka kata-katanya dipelopori oleh kaum muda dari seluruh nusantara, mulai dari :

– Jawa jong Java – Sulawesi Jong Celebes

– Ambon Jong Ambon – Sumatra Jong Sumatra

Sedangkan untuk tokoh-tokoh pemudanya anatra lain :

– Moh. Yamin

– Wongsonegoro

– Kuncoro Probopranoto

Kongres ke II pada tanggal 28 Oktober 1928, ikrar tersebut diwujudkan dalam sumpah pemuda “ berbangsa satu, bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa indonesia, dan bertanah air satu tanah air indoneisa “ bersamaan dikumandangkan lagu indoneisa raya ciptaan W.R. supratman.

f. Zaman Penjajahan Jepang

Jepang masuka ke Indonesia dengan propaganda tiga A, yaitu Nippon cahaya asia, Nippon pelindung asia dan Nippon pelindung asia, dan mengaku sebagai saudara dari Indonesia. Perang melawan sekutu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, dan Belanda ) karena jepang mulai terdesak mka dia mengambil simpatik bangsa indoensia dengan menjanjikan kemerdekaan.
Realisasi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, dibentukanya suatu badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan indonesia diberi nama (BPUPKI) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia.

a) Sidang BPUPKI Pertama

Sidang BPUPKI dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut mulai dari tanggal 29 juni sampai 1 juli 1945, agenda pertamanya adalah pemaparan rumusan calon dasar negara.

Rumusan Moh. Yamin (29 juni 1945)

Berisikan lima dasar Negara Indonesia merdeka, yakni:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan

Selesai berpidato mengemukakan rumusan calon dasar negara indonesia merdeka beliau juga mengusulkan rancangan UUD RI, dari rancangan UUD tersebut tercantum rumusan lima asas dasar negara , sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusia Yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

b) Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)

Berbeda dengan Moh Yamin, beliau tidak mengemukakan rumusan calon dasar negara, tetapi hanya mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:

– Teori Negara Perorangan (Individualis)

Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontra antara seluruh individu dengan pemerintah atau penguasa. Tokoh-tokoh yang mengajarkan teori negara perorangan yaitu :

• Thomas Hobbes (abad 17)

• JJ Ressouau (abad 18)

• Hebert Spencer (abad 19)

• H.J Laski (abad 20)

– Paham negara Kelas atau teori Golongan (Class Theory)

Negara adalah alat dari suatu golongan ata kelas untuk menindas kelas yang lain (Protelar). Negara kapitalis adalah alat kaum borjunis. Teori ini diajarkan oleh Karl Max, Engel, dan Lenin.

– Paham Negara Integralistik

Menurutnya negara bukan menjamin perseorangan dan golongan, tetapi menjamin seluruh kepentingan masyarakat. Negara adalah susunan masyarakat integral, segala golongan, bangian yang seluruh anggotanya saling berhubungan dan merupakan suatu organis. Took yang mengajarkanny adalah Spinoza, Adam Muller dan Hegel.

c) Ir Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam Pidatonya Ir Soekarno mengajukan calon dasar negra dengan lima asa yang diberi nama PANCASILA adapun rumusanya sebagai berikut:

1. Nasionalisme atau Kebangsaan
2. Internasionalisme atau Perikamunisaan
3. Mufkat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhunan Yang berkebudayaan

Sidang BPUPKI kedua (10 juli – 16 juli 1945)

Mengahsasilkan bebrapa keputusan-keputusan yang lain, adalah :

– Membentuk pantia perancangan UUD yang diketahui oleh Ir. Soekarno

– Membentuk panitia ekonomi dan keuangan yang diketahui oleh Drs. Moh. Hatta

– Membentuk panitia pembelaan tanah air diketahui oleh Abikusno Tjokrosoejoso

– Panitia perancangan UUD pada tangga 14 juli 1945 melaporkan bahwa susunan UUD terdiri dari 3 bagian yaitu:

• Pernyataan indonesia merdeka, berupa dakwaan dimuka dunia atas penjajahan belanda

• Pembukaan berisi dasar negara pancasila

• Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.

Sidang PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 yang pertama kali dihadiri oleh 27 orang daan menghasilkan keputusan sebgai berikut.

– Mengesashkan berlakunya UUD 1945

– Memilih presiden dan wakil presidan

– Menetapkan berdirinya komite nasional indonesia pusat (KNIP) sebagai badan musyawarah darurat.

3. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan secara ilmiah mengandung pengertian sebagai berikut :

– Dari sudut pandang ilmu hokum (yuridis). Proklamasi merupakan saat todak berlakunya tertib hokum colonial dn saat itu berlakunya hokum nasional

– Secara politis ideologis. Proklamasi mengandung arti bangsa indonesia terbebas dari penjajah bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri.

4. Pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Konferensi meja bundar di den hag tanggal 27 desember 1949 merupakan suatu persetujuan yang ditandatangani antara ratu belanda yulina dan pemerin tahan indoensia yang menghasilkan keputusan antara lain:

1. Konstitusi rIS menentukan negara serikat yang memebagi negara indonesia terdiri dari 16 negara bagian

2. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal

3. Mukadimah konstitusi RIS mengapuskan jiwa dari isi pembukaan UUD 1945.

4. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Hasil pemilu 1959 dalam kenyataan tidak memenuhi keinginan masyarakat bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang poleksosbudhankam, keadaan ini disebabkan oleh keadaan sebagi berikut:

1. Makin berkuasa modal-modal raksasa di perekonomian indonesia

2. Akibatnya sering berganti sistem cabinet

3. Sistem liberal pada UUD sementara 1950 mengakibtakan jatuh bangunya pemerintahan.

4. DPR hasil pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuatan politik yang ada

5. Factor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya konstituante untuk pembentukan UUD yang baru.

Kegagalan tersebut mengakibatkan presiden mengelurkan dekrit 5 juli 1059 yang isinya.

– Membubarkan konstituante

– Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950

– Dibentuknya MPRS dan PAS dalaam waktu sesingkat-singkatnya.

Dengan berlakunya kembali UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanan pemerintah Orde Lam sampai tahun 1966 akibat adanya pemberontakan PKI September 1965 atau dikenal dengan G.30 S/PKI. Pemberontakan dapat dikuasai oleh letjen Suharto maka pemerintah melaksanakan ketentuan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pemerintahan disebut pemerintahan orde baru yang berkuasa sampai 1998 dan kemudian berganti dengan pemerintahan reformasi sampai sekarang.

Resume Konsep bahasa pada anak usia SD



DP : Rusdial Marta, M.Pd





A.Konsep bahasa pada anak usia SD









1.Konsep Bahasa


Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau yang terwujud dalam sistem yang dipahami orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan sehingga orang lain yang menerima akan mengerti,baik penyampaiannya lewat tulisan,bicara,isyarat,mimik muka,pantomim,serta menggunakan gerakan-gerakan yang berarti(Gorys Gerav,1980).

Jika ditelusuri dari cirinya bahasa dapat didefinisikan dengan 2 cara yang pertama bahasa bercirikan sebagai serangkaian guna.dalam hal ini bunyi dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,meskipun sebenarnya juga dapat mempergunakan alat lain akan tetapi pada umumnya manusia menggunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang paling utama.Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal,dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi,disebut juga sebagai masyarakat verbal.


Yang kedua,bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi membentuk suatu arti,yang dikenal sebagai kata yang melambangkan suatu objek tertentu.Dengan bahasa manusia dapat berfikir secara teratur dan dapat mengkomunikasikan apa yang sedang di pikirkannya kepada orang lain.


2. Klasifikasi dan Fungsi Basaha pada Anak Usia SD


a. klasifikasi Bahasa Anak Usia SD


Bahasa memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner (1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup bahasa ujaran,membaca,dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda yang dapat mendukung terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan kesadaran anak tentang apa yang di kenalnya belum tumbuh.secara umum klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan menjadi bahsa lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.



1. Bahasa Lisan
Bahasa lisan menunjukkan hubungan rohani langsung,karena setiap orang yang bicara langsung langsung berhadapan satu sama lain.misalnya: jika bayi merasa lapar,kedinginan,sakit dan lain-lain.sebelum anak mengucapkan kata-kata,tangisan adalah alat untuk mengkomuniksikan keinginannya pada orang-orang yang ada di sekitarnya.


2. Bahasa Tulis
Bahasa tulis menunjukkan hubungan rohani yang tidak langsung,karena mempergunakan sarana yaitu huruf-huruf.proses terjadinya hubungan dalam bahasa tulisan adalah sebagai berikut:pikiran penulis kalimat dan kata.


Media yang dapat membuat manusia mengungkapkan rahasia kondisi masa lalu adalah tulisan.


3. Bahasa Isyarat
Komunikasi melalui isyarat sering digunakan individu dalm kehidupan sehari-hari.Dalam bentuk umum isyarat di gunakan jika hal tersebut dapat di terima dan di pahami oleh siapa saja.Misalnya : lampu trafik yang di pasang pada persimpangan jalan dengan maksud untuk melancarkan arus lalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Pada anak yang yang menyandang ketunarunguan yaitu anak yang di dalam perkembangannya mempunyai gangguan dalam aspek pendengaran dan bicaranya,isyarat merupakan sebuah alternative yang baik untuk mengatasi kesulitannya dalam berkomunikasi.


b. Fungsi bahasa anak usia SD
untuk menunjukkan hakikatnya purposif dari komunikasi,halliday mempergunakan istilah fungsi bahasa


a. Fungsi instrumental :
bertindak untuk menggerakkan serta memanifulasi lingkungan


b. Fungsi representasional
Adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan ,menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan.


c. Fungsi regulasi
Mengatur dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa.


d. Fungsi interaksional
Bahasa bertindak untuk menjamin phatic communicatin yang mengacu pada kontak komunikatif antara sesame manusia.


e. Fungsi personal
Membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadiaan, reaksi-reaksi yang terkandung dalam hati nuraninya.


f. Fungsi heuristik
Melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, dan mempelajari lingkungan.


g. Fungsi imajinatif
Bertindak untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel.



3.Prinsip-prinsip Perkembangan Bahasa pada Anak Usia SD
Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh lingkungan,karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan .Meniru dan mengulang hasil yang telah di dapatkan merupakan cara belajar bahasa awal.


Anak usia SD memiliki bahasa yang telah berkembang .ia telah banyak belajar dari orang dan terkondisikan oleh lingkungan.


Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik,cenderung menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan lebih baik,ini terjadi karena pada prinsipnya bahasa di peroleh dari perkembangan pada lingkungan tempat anak tinggal.


4.Bahasa dan perkembangan kognitif
Semua kejadian yang di alami manusia serlalu terkait dengan bahasa. Bahasa di gunakan sebagai media komunikasi
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif.Artinya semakin tinggi kemampuan kognitif anak,perolehan bahasa pada anak cenderung semakin mudah dan banyak.



B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Anak usia SD


1. Umur Anak
Dengan bertambahnya umur anak akan semakin matang,bertambah pengalaman,dan meningkatkan kebutuhan.


2. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberikan andil yang cukup besar dalam bahasanya. Perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.


3. Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenai tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.


4. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial, ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.


5. Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang di maksud adalah kondisi kesehatan anak, orang yang cacat akan terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi.



6. Perbedaan individual perkembangan bahasa pada anak usia SD
Ketika dilahirkan ke dunia anak telah memiliki kapasitas berbahasa, akan tetapi seperti dalam bidang yang lain,faktor-faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol.
Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar ,lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari hari.anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi




C. Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia SD
Perkembangan bahasa adalah untuk memahami karakteristik pemkembangan bahasa pada anak, bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia.


1. Perkembangan fonologi
Pada umur 3-4 bulan anak mulai memproduksi bunyi mula-mula ia memproduksi tangisan. Pada usia 5-6 bulan ia mulai mengoceh,ocehannya itu kadang-kadang mirip bunyi ujaran. Anak masuk pada periode mengoceh ia membuat bunyi-bunyi yang makin bertambah variasinya dan makin komsplek kombinasinya


Pada tahap-tahap permulaan dalam perolehan bahasa,biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang di sederhanakan dengan cara sebagai berikut:


a. Menghilangkan konsonan akhir (nyamuk-mu)
b. Mengurangi kelompok konsonan menjadi segmen tunggal (kunci-ci)
c. Menghilangkan silabe yang tidak diberi tekanan (semut-mut)
d. Duplikasi silabe yang sederhana (nakal-kakal)



2. Perkembangan semantik
Dalam proses perolehan bahasa, anak-anak harus belajar mengerti arti dari kata-kata yang baru, dengan kata lain mengembangkan suatu kamus arti kata. Dalam usahanya ini, mereka mulai dengan dua asumsi mengenai fungsi dan isi dari suatu bahasa , yaitu sebagai berikut:


a. Bahasa dipergunakan untuk komunikasi.
b. Bahasa mempunyai arti dalam suatu konteks tertentu.



3. Kemampuan komunikasi anak usia SD


Hasil penelitian owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD adalah sebagai berikut.




NO


1) USIA ANAK 6 tahun
a. memiliki kosa kata yang dapat di komunikasikan
b. Mampu menyerap20000-24000 kata
c. Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek
d. Pada tarap tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat lengkap



2) USIA ANAK 8 tahun
a. Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata yang di milikinya
b. Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun masih sering verbalisme.



3) USIA ANAK10 tahun
a. Mampu berbicara dalam waktu yang relative lama
b. Mampu memahami pembicaraan



4) USIA ANAK 12 tahun
 a. Mampu menyerap 50.000 kata.
 b. Mampu berbahasa seperti oaring dewasa.


D. Model stimulasi perkembangan Bahasa Peserta didik SD


1. Teori-teori yang dapat di jadikan dasar pengembangan model stimulasi bahasa


a. Model behaviorist
Inti pandangan model ini adalah orang tua mengajar anaknya berbicara dengan memberikan respon atau penguatan terhadap tingkah lakunya.


b. Model linguistik
Model linguistik memandang bahwa ketika dilahirkan, anak sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa, anak mempunyai berbagai macam bahasa maka semua anak di dunia ini akan mengembangkan tipe-tipe bahasa yang sama yang berarti ada suatu cirri universal dalam segala macam bahasa.


c. Model kognitif
Model ini adalah pandangan terbaru mengenai perolehan bahasa pada anak-anak yakni pandangan yang disebut model proses atau analisis strategi. Hubungan antara bahasa dan perkembangan kognitif ditinjau dari perspektif psikolinguistik dewasa ini terjadi karena anak-anak dapat belajar memang berkat adanya hal-hal yang innate.


2. model stimulasi pengembangan bahasa anak usia sd


a. Stimulasi informal
Stimulasi model merupakan pembelajaran bahasa dalam situasi nyaman kadang-kadang sambil bermain. Misalnya ketika masih usia balita orang tua mengajak anak berbicara pada waktu anak di mandikan.


b. Memfokuskan diri pada maksud pembicara
Dalam menanggapi ucapan-ucapan atau bahasa anak orang tua lebih memfokuskan perhatiannya pada apa yang diinginkan anak daripada memperhatikan benar tidaknya ucapannya. Bila orang tua membetulkan ucapan anak mereka lebih banyak membetulkan isi pembicaraan daripada bentuk ucapan si anak.


c. Berbicara kreativitas
Seorang anakbelajar bahasa selalu menggunakan kemampuannya, mereka menciptakan kata-kata
yang baru akan tetapi pada saat yang sama mereka akan kembali ke aturan-aturan social yang sudah baku.


d. Menghargai keberhasilan
Kemajuan anak dalam belajar bahasa sangat cepat,biasanya mereka telah menguasai bahsa pertamanya sebelum mereka masuk taman kanak-kanak.orang tua berhasil mengajarkan bahasa pada anak apabila mereka menggunakan bahasa itu dalam situasi kehidupan ya ng ideal tanpa suatu kiat khusus untuk mengajar bahasa dan menerima ketidak sempurnaan dan menghargai keberhasilan anak serta member kesempatan pada anak untuk berkreasi dengan kata-kata.

resume Hakikat Pembelajaran IPA di SD



DP: Yenni Fitra Surya,M.Pd

Hakikat Pembelajaran IPA di SD




A. Hakikat Pembelajaran IPA dari Segi Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’, secara singkat disebut Science. IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.


Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.


IPA juga dipandang sebagai cerminan dari hubungan antara produk pengetahuan, metode ilmiah serta nilai sikap yang terkandung dalam proses pencarianya. Seperti yang diungkapkan Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.


Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain:


1. IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya.


2. Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya dapat melakukan penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut Patta Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa keterampilan dasar tersebut.


3. IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara hati-hati, kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:


a. Sikap ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.


b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), sikap ini bertitik tumpu dari kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak, namun hanya bersifat sementara.


c. Sikap kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama adalah sikap untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama atau berkelompok.


d. Sikap tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa jika mengalami kegagalan dalam menggali ilmu.


e. Sikap teruka untuk menerima (open-mindedness)


f. Sikap mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut haruslah dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar memiliki sikap jujur tehadap dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani mengoreksi dirinya sendiri.


g. Sikap bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini seseorang harus berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap tersebut harus dikembangkan sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil pengamatan atau kerja yang telah dilakukan secara jujur.


h. Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu pengetahuan diperlukan objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria kebenaran suatu ilmu pengetahuan.


i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse dan Wingo ( Darmodjo, 1992), mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan sesorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju tingkah laku yang dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.


Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya sekumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab dapat bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.


B. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


Ilmu Pengetahuan Alam tidak serta merta diajarkan di sekolah tanpa ada alasan yang jelas. Ada berbagai alasan ilmu itu dimasukan ke dalam mata pelajaran dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni :


1. Bahwa sains bermanfaat bagi suatu bangsa.


2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis bagi peserta didk.


3. Bila sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka sains tidaklah sebuah mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.


4. Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.


Sains melatih anak berpikir kritis dan objektif. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengalaman melaui panca indra. Oleh sebab itu pengajaran pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memiliki fungsi dan tujuan tertentu sehingga diajarkan dan dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah.


1. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:


a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.


b. Mengembangkan keterampilan proses.


c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.


d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.


e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.


Adapun secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam Sumaji (2006) antara lain ialah:


a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


b. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.


c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.


d. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.


e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.


f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.


g. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.


2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


Ilmu Pengetahuan Alam dibangun atas dasar proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Sesuai hakikat tersebut, belajar IPA bukanlah sekedar mengumpulkan dan menghafal fakta-fakta pengetahuan yang tersaji dalam suatu materi pembelajaran, tetapi pembelajaran mengandung dimensi yang menekankan perubahan tingkah laku dan pengalaman. Menurut Patta Bundu (2006) tujuan pembelajaran IPA siswa diarahkan dapat mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep. Lebih lanjut, diperoleh IPA yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Akhirnya, siswa dapat menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.


Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji dalam buku KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pemahaman & pengembangan adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan strategi pembelajaran ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :


a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.


b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.


d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.


e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.


f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan tuhan.


g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.


Adapun menurut Prihanto Laksmi (Trianto, 2010), pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan, antara lain:


a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dan bagaimana bersikap.
b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.
c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
d. Mendidik siswa mengetahui cara kerja serta menghargai para penemu.
e. Menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.


Proses pembelajaran IPA hendaknya membawa peserta didik untuk belajar mengamati serta melakukan percobaan serta penanaman sikap hidup ilmiah. Pendapat yang sama dikemukakan Cullingford (Usman Samatowa, 2010) bahwa dalam pembelajaran IPA anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis. Siswa tidak hanya sekedar mengetahui tanpa memahami proses dari teori dapat terbentuk. Pada akhirnya, siswa bukan hanya menghafal pengetahuan tetapi dapat memahami.


C. Rambu-rambu dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


1. Rambu-rambu Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologis anak, memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar dirinya, mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru yang dikuasainya. Selain itu penilaian dalam pengajaran sains harus dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (asesmen) yang adil, proporsional, transparan, dan komprehensif bagi setiap aspek proses hasil belajar siswa.


Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran sains harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak, dari mudah ke sukar, dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada mengoptimalkan suasan bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA. Tidak boleh terjadi, pembelajaran IPA di SD justru mengabaikan apalagi menghilangkan dunia bermain anak.


Pembelajaran IPA akan berlangsung efektif jika kegiatan belajar mengajarnya mampu mencitrakan kepada siswa bahwa kelas adalah tempat untuk bermain, aman dari segala bentuk ancaman dan hambatan psikologis, serta memfasilitasi siswa untuk secara lugas mengemukakan dan mencoba ide-idenya.


Disamping pemahaman dan pengimplementasian karakteristik psikologis siswa pada pada pembelajaran IPA, kejelasan wawasan guru tentang ruang lingkup IPA juga sangat menentukan kualitas pengajaran IPA di Sekolah Dasar.


2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam di SD


Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.


a. Kerja Ilmiah, menurut Effendi dan Maliha (2007) pendidikan IPA menekankan pada pemberian belajar langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa dapat mengembangkan sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan pengetahuan tentang dirinya dan alam sekitar. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.


Kerja ilmiah dalam kurikulum sekolah dasar terdiri dari:


1) Penyelidikan/Penelitian
Siswa menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya.

2) Berkomunikasi Ilmiah
Siswa mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuan dan kajiannyakepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.


3) Pengembangan Kreatifitas dan Pemecahan Masalah
Siswa mampu berkreatifitas dan memecahkan masalah serta membuatkeputusan dengan menggunakan metode ilmiah.


4) Sikap dan Nilai Ilmiah
Siswa mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalammenyajikan data faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalammenghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan,tekun dan teliti.


b. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi pemahaman konsep yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah:


1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.


2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.


3) Energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.


4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.


5) Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.


Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.


Menurut Hardy dan Fleer (1996) ada 7 ruang lingkup pemahaman IPA dalam perspektif yang lebih luas.


a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan, mengacu pada kumpulan berbagai konsep yang sangat luas. IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah lama ditemukan sejak zaman dahulu sampai pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.

b. IPA sebagai suatu proses penelusuran, umumnya sebagai pendangan suatu pandangan yang menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya.
c. IPA sebagai kumpulan nilai, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah termasuk didalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.


d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia, IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia mengerti dan memberi makna pada dunia disekeliling mereka, selain juga sebagai salah satu untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya.


e. IPA sebagai institusi sosial, IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih, dan diberi penghargaan akan hasil karya yang dihasilkan.


f. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, setiap orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA.


IPA atau sains di SD diberikan sebagai mata pelajaran sejak kelas III sedangkan kelas I dan II tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi diajarkan secara sistematis. Karena di dalam penelitian ini yang dikaji bahan mata pelajaran kelas IV maka di bawah ini konsep-konsep pengembangan pengetahuan IPA atau sains di kelas IV semester II antara lain:


1. Gaya dan gerak benda
2. Energi dan kegunaanya
3. Kenampakan permukaan bumi dan benda langit
4. Perubahan lingkungan
5. Sumber daya alam


Konsep dan kegiatan pendidikan IPA atau sains di Sekolah Dasar merupakan pengenalan konsep dasar kegiatan IPA. Keseluruhan konsep tersebut merupakan konsep baru dan berfungsi sebagai prasyarat pendukung maupun sebagai dasar bahan kajian IPA di pendidikan menengah.


BAB III


PENUTUP


A. Kesimpulan


IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.


Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan dan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Pembelajaran IPA di SD juga memiliki ruang lingkup bahan kajian yang secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.


B. Saran


Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di SD.

2. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

Thursday, October 18, 2018

Manfaat tahajjud

Banyak manfaat sholat tahajud dan faedah sholat malam bagi orang yang memerlukan pertolongan Allah SWT, karena di waktu tengah malam menjelang dini hari itu merupakan waktu mustajab untuk berdoa dan memohon hajat kepada Allah SWT.

Mengingat begitu dahsyatnya hikmah dan manfaat serta keajaiban sholat tahajud , banyak orang beriman dan taqwa yang menyingkap rahasia keajaiban sholatmalam tentunya dengan melaksanakan sholat tahajud secara istiqomah dan rutin menjalankannya.
Rahasia keajaiban Sholat tahajud tentunya akan terbongkar oleh orang-orang beriman dan taqwa yang istiqomah dan ikhlas menjalankan sholat tahajud , karena dengan dengan sering dan terlatih bangun malam untuk sholat tahajud akan memberikan ketenangan jiwa dalam keheningan dalam berdoa untuk memohon segala hajat dan keinginan, keselamatan dunia dan akhirat termasuk kesehatan, spiritual, materi dan lainnya. Allah SWT akan memberikan derajatdan kemuliaan kepada orang yang beriman yang istiqomah dalam sholat tahajud.

Semoga Allah memberikan keteguhan keimanan kita dan dapat menjalankan perintah-Nya dengan mudah. Aamiin.. .

Thursday, October 4, 2018

Desa Kelahiranku Muara Jalai Kampar Utara Riau

Hari Jum'at pada bulan Oktober 1999 dari seorang ibu yang santun dan penuh kasih sayang saya dilahirkan sebagai anak kedelapan dari 8 bersaudara. Desa Muara jalai merupakan desa kelahiranku disana lah aku dan kakak ku dibesarkan. Desa Muara Jalai terletak di Bangkinang Seberang Kecamatan Kampar Utara.

Jumlah penduduk Desa Muara jalai lumayan banyak karena disana terbagi dari beberapa Dusun. Di Desa itu juga ada terdapat sungai yang sangat indah dan nyaman sehingga warga disana menamai " pulau pasir" . Hampir di setiap bulannya tempat itu dikunjungi oleh mahasiswa dari berbagai Universitas di Provinsi Riau untuk mengadakan perkemahan. Tidak hanya itu,sungai tersebut juga menjadi salah satu tempat para warga mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.